Gowa, curhatan Suami pasien Yang di Vonis oleh RS Bhayangkara Makassar sebagai Pasien PDP padahal dari Surat Keterangan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel menyatakan bahwa pasien Tersebut Negatif Covid19 .
Nama Pasien : Nurhayani Abram
beralamat : Bumi Palangga Mas Kabupaten Gowa Sulsel.
Warga Asli Kab. Bulukumba.
" Hampir semua orang yang saya temui, membuat pernyataan kalau mereka sakit apapun sudah tidak mau lagi ke rumah sakit, Karena trauma mendengar dan menyaksikan begitu gampangnya pasien di vonis PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Dan vonis PDP sudah menjadi status AIB yang sangat menakutkan dan sangat mengerikan bagi manusia manapun saat ini, karena apabila pasien yang di vonis PDP menemui ajalnya di rumah sakit pasti akan di kebumikan dengan protokol covid, yang Istilah bagi kami orang bugis - makassar "mate jangan sikaju" belum lagi sangsi sosial yang didapatkan keluarga pasien yang sangat menyakitkan.
Karena status PDP adalah status yang tidak jelas, dan apabila status jelas yang dibuktikan dengan hasil swab yang resmi menyatakan negative covid 19, pemerintah sudah tidak mau tahu dengan semua kesedihan dan kedukaan yang dialami keluara pasien, pemerintah tidak mau tahu dan cuek dengan sangsi sosial yang sangat menyakitkan yang dialami oleh keluarga pasien.
Pertanyaan besarnya sekarang :
1. Apakah pemerintah adalah manusia yang punya perasaan atau tidak?
2. Apakah pemerintah punya rasa keadilan untuk rakyatnya atau Tidak?
3. Apakah pemerintah mau menjalankan hak2 kehidupan rakyatnya sesuai yang diperintahkan oleh undang - Undang atau tidak.
4. Masihkah kita mau percaya dan menghormati pemerintah atau tidak.
5. Apa sebenrnya tujuan pemerintah mensosialisasikan dan mewacanakan kalau covid 19 begitu menakutkan dan begitu sangat mengerikan, pertanyaan trakhir,
6. Apa sebenarnya covid 19 ini ?
Tapi satu pengharapan saya yang sangat penting, semoga apa yang saya urai di atas bukan hanya karena anggaran Semata. 🙏🙏🙏
Apa uraian saya di atas adalah kisah nyata dan saya siap bertanggung jawab atas postingan saya ini, dan kalau yang membaca postingan ini setuju dengan uraian diatas silahkan dibagikan biar bisa sampai ke Tim gugus untuk menjadi bahan evaluasi kebijakan protokol mereka.
Penulis :
Andi Baso Ryadi Mappasulle
Berita Kawan Muda
Nama Pasien : Nurhayani Abram
beralamat : Bumi Palangga Mas Kabupaten Gowa Sulsel.
Warga Asli Kab. Bulukumba.
" Hampir semua orang yang saya temui, membuat pernyataan kalau mereka sakit apapun sudah tidak mau lagi ke rumah sakit, Karena trauma mendengar dan menyaksikan begitu gampangnya pasien di vonis PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Dan vonis PDP sudah menjadi status AIB yang sangat menakutkan dan sangat mengerikan bagi manusia manapun saat ini, karena apabila pasien yang di vonis PDP menemui ajalnya di rumah sakit pasti akan di kebumikan dengan protokol covid, yang Istilah bagi kami orang bugis - makassar "mate jangan sikaju" belum lagi sangsi sosial yang didapatkan keluarga pasien yang sangat menyakitkan.
Karena status PDP adalah status yang tidak jelas, dan apabila status jelas yang dibuktikan dengan hasil swab yang resmi menyatakan negative covid 19, pemerintah sudah tidak mau tahu dengan semua kesedihan dan kedukaan yang dialami keluara pasien, pemerintah tidak mau tahu dan cuek dengan sangsi sosial yang sangat menyakitkan yang dialami oleh keluarga pasien.
Pertanyaan besarnya sekarang :
1. Apakah pemerintah adalah manusia yang punya perasaan atau tidak?
2. Apakah pemerintah punya rasa keadilan untuk rakyatnya atau Tidak?
3. Apakah pemerintah mau menjalankan hak2 kehidupan rakyatnya sesuai yang diperintahkan oleh undang - Undang atau tidak.
4. Masihkah kita mau percaya dan menghormati pemerintah atau tidak.
5. Apa sebenrnya tujuan pemerintah mensosialisasikan dan mewacanakan kalau covid 19 begitu menakutkan dan begitu sangat mengerikan, pertanyaan trakhir,
6. Apa sebenarnya covid 19 ini ?
Tapi satu pengharapan saya yang sangat penting, semoga apa yang saya urai di atas bukan hanya karena anggaran Semata. 🙏🙏🙏
Apa uraian saya di atas adalah kisah nyata dan saya siap bertanggung jawab atas postingan saya ini, dan kalau yang membaca postingan ini setuju dengan uraian diatas silahkan dibagikan biar bisa sampai ke Tim gugus untuk menjadi bahan evaluasi kebijakan protokol mereka.
Penulis :
Andi Baso Ryadi Mappasulle
Berita Kawan Muda
Komentar
Posting Komentar